5. Teguh Urip Santoso (Tan Tjyu Yong / Om Yong)Dulu aku kami akrab memanggilnya mas
Iyong.
Mungkin Karena
usia mbak Ika dan Mas
iYong hamper
sama.
Sehingga keluarga kami akrab memanggil beliau dengan Mas
Iyong.
Bahkan sejak Ayah
dan Ibuku pindah dari indra giri ke kedurus,
kami bertempat tinggal satu atap dengan Mbah siti di kedurus dengan beliau.
Pada saat Ibuku meninggalkan kami di India, Om
Iyong Mengusir kami dari rumah kedurus itu.
Untungnya ayang punya rumah yang
sedang di bangun di belakang rumah mbah siti Dawiyah (
tapi masih masuk ggang) yang
sampai sekarang masih kami tinggali.
Meski rumah masih belum jadi sepenuhnya,
bahkan listrik belum terpasang kami terpaksa menempatinya.
Lah di usir sama Om Yong. Yang
aku ingat Mas
Aris sempat Sparing
dengan Om Yong.
Waktu itu tubuh ma saris
sangar….
dempal ber otot.
Nggak kayak
sekarang yang
kurus kayak
wayang.
Konon katanya om
yong ini dulunya sering step /
ayan,
mangkanya tingkah lakunya sampai sekarang masih kayak
anak-
anak.
Bahkan cenderung debil.
Bahkan kata ibukku yang
nota benenya sebagai kakanya ,
beliau sudah berkali-
kali ganti nama. Karena
dulunya sering
sakit-
sakitan.
Bahkan yang
uniknya om
yongpernah meninggal dunia lalu hidup lagi.
Kisah Asmara Om
yong juga unik.
Sampai sekarang yang
aku ketahui sudah nikah 3
kali.
Dengan Istri pertamnya dia dikaruniai 3
anak.
Tapi om
yong mengakui hanya 2
anak saja.
Anak yang
ke tiga konon hasil selingkuhan istrinya dengan tukang becak.
Sebenarnya aku agak malu menceritakan saudaraku yang
satu ini.
Tapi nggak apa-
apa lah itung-
itung ada yang
nulis sejarah dari keluarga ini. HA ha ha ha…
aku teruskan lagi . Karena
sebab itulah om Yong
menceraikan istrinya yang
pertama. Oh ya
anaknya yang
aku ingat namanya yang
nomor satu,
Namanya Amin.
Tahun 2009
ini mungkin dia sudah di bangku sekolah.
Dia sekarang tinggal dengan neneknya (
Ibu dari istrinya om Yong yang
pertama)
di Jombang.
Istri yang
kedua dengan orang Madura yang
sekarang mungkin masih di Menganti. Om Yong
dikarunia 1
anak perempuan.
Aku lupa anaknya.
Isrinya Om Yong (
Maaf)
nggak ada yang can
tik dan bener. Ya…
siapa yang
mau cewek bener dengan om Yong
nggak bener. Ha ha ha ha…
Istrinya yang
kedua ini cacat (
bukan bermaksud menghina loh)
matanya hilang satu.
Tapi wajahnya masih lebih mending
dari pada istri yang
pertamanya.
Aku nggak tau
nasib anak perempuan Om Yong yang
pertama ini. Yang
pasti ikut Ibuknya.
Istri yang
ketiga juga orang Madura.
Sampai sekarang masih tinggal dengan Om Yong.
Tapi lucu juga hidupnya,
kalo mendengar dari cerita Om Yong.
Nggak enak ah
kalo tak ceritakan sekalian.
Rumah Om Yong
tempati sekarang adalah rumah hasil penjualan rumah warisan yang
ditinggalkan orang tua mereka.
Ceritanya lucu juga ini.
Wasiat dari Orang tua mereka kepada ibukku.
Suharwiwik. “
Besok kalo kami semua tidak ada.
Kalian boleh jual rumah ini,
tapi Iyong buatkan rumah dahulu lalu kalian boleh bagi dengan adil dengan sudara kalian.
Jangan sapai Iyong Luntang-
lantung nggak punya rumah”
tapi ada beberapa saudara ibuku yang
nggak setuju…
tertama yang
perempuan-
perempuan,
ingin mereka di bagi dengan rata.
Rata dalam artian semua orang dapat bagian yang
sama.
Tapi Ibuk dan saudara yang
laki-
laki lainnya Ingin mendapatkan dengan cara yang
Islami.
Bahwa yang
laki-
laki mendapatkan 2X
lebih banyak dari pada yang
perempuan.
Sampai sekarang pun
Budhe Tin
anak pertama mbah,
nggak setuju dengan cara itu.
Bahkan masih marah dengan Ibuku hingga sekarang.
Saking marahnya kalo ke Surabaya
nggak mau nginep di rumahku yang
mana Ibukku adalh saudaranya yang
ada di Surabaya.
Bahkan nggak mau ketemu ha ha ha ha……
Budhe lebih memilih nginep di rumah BUk Ninik (
anak dari adik mbah siti Dawiyah) yang
masih sepupu dengan ibuk.
Aku nggak tau
lah gimana seterusnya.
Urusan Ortu….
ngak enak kalo ikut-
ikut.
Tapi aku masih suka nuturi Ibu (
dengan rasa hormat dan tidak mengurangi rasa hormatku kepada Ibuku & yang
lainnya)
Kalo sebaiknya ibuk mau ngertiin Budhe dan jangan ikut-
ikutan gondhok.---
Loh Kok Mbleyar sampe totok kene she…!?? ---
Kembali ke Mas
Iyong.
Hingga saat ini Mas
Iyong masih tinggal di rumahnya yang
baru di Kedurus IV
Gg Blimbing.
Sekarang beliau narik becak untuk menambahi penghasilan yang
kurang selain dari Kos-
kosan yang
dia buatkan Ibuk di rumahnya sekarang. Di
tambah mengasuh anak orang lain yang
masih kecil,
Anak kecil yang
di asuh Om Yong
ini namanya Nisa.
Anak keturunan Madura yang
ayahnya berprofesi sebagai tambal ban
dan Ibunya penjual bubur Madura keliling.
Akrab sekali mas
Iyong dengan anak ini.
Kemana-
mana diajak Om
Iyong.
Sampai-
sampai nisa memanggil Om Yong
dengan panggilan Bapak.
6. Om Tek (Sutikno / Tan Tjyu Tek)Anak terakhir Mbah siti ini adalah anak yang paling
keren wajahnya di banding
dengan saudara laki-
laki lainnya.
Weh nggak bermaksud memujinya loh….
Sekarang beliau tinggal di Jakarta
pula.
Sarjana pertanian ini sudah menikah dengan bak Laras gadis sunda.
Anaknya kalo nggak salah ada 3.
Laki-
laki semua.
Mokong-
mokong……
kabeh.
Tapi pinterpinter.
Beliau hidup biasa-
biasa saja jadi nggak banyak yang
aku ceritakan.
Lah semua latar belang dari keluarga ku sudah aku ceritakan.
Sekarang aku ceritakan semuanya tetang diriku dari aku masih kecil hingga sekarang.
Mungkin ada yang
nggak bisa semua aku sampaikan dalam cerita hidupku ini. Ya….
Biasa malu aku jika khalayak lain tau yang
jelek-
jelek tentang diriku.
Pada paragraph
pertama sudah aku ceritakan seklumit tentang diriku.
Setelah aku lahir aku nggak pernah inget hingga aku masih ngedot pake botol yang
di isi dengan air
teh.
Dahulu orang jawa susah untuk beli susu kali ya.
Saat aku tidurpun aku juga inget satu bayang (
Tempat tidur dari kayu tanpa kasur)
dengan Ibuku dan Erwin
adikku di Warung.
Bahkan Mimpi pertama ku aku masih ingat,
melihat ambulan naik bukit dengan suara khas ambulannya.
Kata
Ibukku waktu aku kecil aku tergolong anak bandel (
bahasa Surabayanya Mokong)
Bemo yang
jalan aku pegang.
Waktu Itu aku tinggal di pinggir jalan raya mastrip 40.
Warung ibuku juga ada di pinggir jalan.
Jadi wajar kalo aku suka main
di jalan raya.
Bahkan aku masih ingat-
ingat lupa aku pernah melempar orang Hitam yang
lagi lari-
lari di sore
hari.
Orangnya marah-
marah dan aku lari lari sembunyi. He he he….
Waktu aku dirumah kedurus aku sangat jago juga kalo manjat Pohon. Di
rumah pinggir jalan raya dahulu kami punya 3
pohon mangga, 1
Pohon jambu Air
dan 1
Pohon jambu biji.
Kami sudah terbiasa dengan pohonyang tinggi.
Bahkan aku juga masih ingat seorang ibu-
ibu catik dengan anaknya satu bernama tante susi kontrak di rumah mbah siti yang paling
belakang. Dan
terakhir beliau pindah ke perumahan Gunung Sari
Indah Blok WW.
Begitu juga dengan tante Resi. Dan yang
terakhir ketika pipi kananku tergores silet Mbak Feni yang
lagi meruncingkan pensil warnanya. Ayah
marah besar.
Sampek-
sampek mbak Feni di siram dengan air
Teh. Dan Film
Tele visi yang paling
ku inget adalah film G30S
PKI yang
selalu di putar di TVRI setiap malam 30 September.
Mengenal uang saat aku belum sekolah. Di
tempatku sudah biasa dengan pemberian uang dari saudara saat lebaran.
Uang ku yang
pertama aku terima adalah uang receh seratus rupiah
bergambar rumah gadang (
Rumah adat Minang di Sumatera Barat)
pernah aku kumpulakn uang tiu di tempat bekas Film. Yang
masih aku kenang karena uang yang
jumblahnya tidak sampek 1000 rupiah
itu hilang saat aku bangun dari tidur siangku.
Yah ingat aku…
satu hari penuh aku ingin uang kebanggaanku itu kembali. Dan yang
kedua aku juga pernah ambil uang warung ibuku sebesar seribu rupiah.
Uang kucel itu bergambar Dr.
Sutomo.
Tidak aku jajankan uang itu.
Aku ambil dan aku simpan di bawah ceret the
ibu yang
ada tidak jauh dari kotak uang ibu.
Pengalam masak aku yang
pertama.
Dahulu ada pegelaran layar tancap di tanah lapang yang
sekarang menjadi Kedurus IV
Gg Blimbing dan gang
sekitarnya.
Uniknya mereka di seponsori oleh bumbu penyedap Masako.
Mereka menjual produk tersebut kepada pengunjung yang
ingin lihat layar tancap.
Semua orang tidak terkecuali anak-
anak beli produk itu.
Harganya 100 rupiah
saat itu.
Aku pulang ke rumah minta uang ke Ibu untuk beli bumbu itu. Di
layarnya di cerikan kalo semua maskan akan enak jika di beri masako.
Ke esokan harinya Ibuk seperti biasa memasak sayur untuk di jual.
Waktu itu beliau memasak sayur Asem.
Dengn percaya diri sayur asem itu aku beri masako satu saset.
Apa yang
terjadi bukan malah enak….
Malah Asin banget kuah sayur itu. Ya…
pastinya ibuk marah besar. He he he….
Pengalaman Sekolah pertamaku.
Aku Sekolah nggak pake TK.
Jadi langsung ke SD.
Saat aku di daftarkan sangat seneng hatiku karena dapat pujian dari saudara –
saudara dan teman2
ibukku.
Tapi apa yang
terjadi…
saat pagi-
pagi sekali aku di bangun kan ibuku untuk berangkat sekolah pertama.
Aku rasa sekolah itu nggak enak karena harus dibangunkan pagi-
pagisekali. Mandi
pagi…
makin aku benci dengan sekolah.
Kebanggaanku dengan pujiandari saudara-
saudara ku itu ternyata tidak menyenangkan. Karena
menggangu tidurku yang pules.
Aku nggak pernah dibangunkan pagi-
pagi sebelumnya.
Sehingga aku merasa terganggu.
Aku sekolah dengan logistic
lungsuran dari kakaku semua tidak ada yang
baru kecuali buku tulis.
Tas pundak merah kotak-
kotak dengan gambar hellokity,
waran yang
sudah lusuh plus
kummel kehitaman adalah tas pertmaku.
Sepat murah berwaran hitamyang masih longgar,
kaoskaki putih tebal agar
sepuatu muat di pake.
Sesampainya di SDN Kedurus 1 (
Gudep 428)
bertemu aku dengan guru
pertamaku bernama bu
Arti ningsih.
Diajarinya aku menulis dan membaca.
Bernyanyi dan mewarnai. Dan
aku mengenal angka dan huruf ketika aku kelas 2 SD.
Tahunn 1989.
Sejak itu juga aku sudah mengenal tanggal dan tahun. Bu
Arti ningsih guru
ku SD
kelas 1
dan kelas 2.
Terakhir aku ketemu beliau tahun 2007,
beliau menjabat kepala sekoha SDN kedurus 2.
Sudah Bisa Belajar sepeda dan cewek taksiran pertamaku.
Aku bisa naik sepeda sejak kelas 2 SD.
Aku Punya teman bernama Fitri.
Aku lupa wajahnya kayak
gimana. Yang
pasti dia imut dan lucu. Hamper
setiap hari kami selalu belajar bersama. Dan
dia berangkat kerumah ku dengan naik sepeda kecilnya.
Belajarku selalu aku percepat agar
aku bisa pinjam sepedanya.
Untuk aku belajar. Dan
benar aku bisa !.
Aku punya rasa dengan cewek bukan yang
pertama dengan dia.
Tapi dengan tante susi yang
pernah kontrak di rumah embah.
Meski aku masih bayi entah kenapa aku suka saja dengantante Susi.
Tapi aku suka dengan cewek se usiaku adalah dengan fitri ini.
Rumahnya tepat di belakang Masjid Besar Kedurus Gg III
Baiturrohman.
Tapi dia pindah rumah saat di kenaikan kelas tiga.
Katanya sih pindah di trosobo.
Entah tropodo atau trosobo.
Sampai sekarang pun
aku masih ingin tau
kabar beliau. Karena
beliau cukup berjasa.
Sedih ditinggal Ibu….
Kelas 2 SD….
bayangkan konon aku masih Imut…(he he he he..)
Disuatu pagi Hari aku berangkat kesekolah seperti biasa,
jalan kaki sendiri menuju sekolah dengan menenteng tas berwarnah merah kucel,
lunsuran dari mbak Fina.
Aku nggak tau
apa yang
terjadi suatu malam tadi dan akau juga nggak tau
ada masalah dirumah antara Ibu dan Ayahku.
Pulang dari sekolah,
biasa aku lewat pintu depan warung ibu.
Saat Itu aku kaget kok ibu tutup warungnya ada apa….?
Aku cari Ibuku.
Nggak ada dimana-
mana.
Saat Ituylah aku mulai nggak suka dengan Ibuku.
Yah Mulai sejak saat aku menangis selama berhari-
hari merindukan Ibuku.
Sejak Itu aku juga nggak peduli dengan diriku,
dengan studyku,
dengan saudaraku,
dengan semuanya.
Apalagi tidak lama
setelah ibu pergi.
Kami di usir dari rumah oleh Mas
Iyong.
Seperti yang
telah aku ceritakan diatas. Karena
kau sudah tidak peduli dengan studyku,
semua nilaiku jeblok,
keluargaku tidak peduli akan turunya prestasiku.
Sebenarnya hanya kasih saying
Ibu saja yang
dapat membantuku.
Bahkan terjadi sesuatu yang
terburuk dalam studiku saat aku duduk di kelas 3 SD.
Itu Ibuku yang
bertanggung jawab.
Guru
Kelas 3
ku adalah Bu
Luluk.
Perempuan hitam ini sangat jahat bagi pearasaan anak kecil seperti aku.
Aku masih ingat,
ketika aku di pukul dengan penjalin (
rotan)
kecil ke paha kananku hingga memar berwarna hitam ke biruan. Dan
sepertinya aku tahu dia juga ketakutan setelahnya karena aku menangis karena terkena pukulan keras itu.
Bener loh susah hidup tanpa Ibu,
nggak ada yang
merawat.
Bahkan sampai sekarang pun
aku nggak bisa mengampuni perbuatan ibuku saat itu.
Guru
ku sd dikelas 4
adalah bu
Neni.
Aku masih ingat dengan guru
kecil dan cantik yang
satu ini.
Aku suka tingkah laku beliau yang
genit dan menggemaskan bagi semua guru
laki-
laki.
Saat itu beliau masih bujang.
Sepertinya beliau adalah anak seorang tentara.
Aku tau
itu karena rumahnya dekat dengan rumah saudaraku Om
Tosin yang
ada di Golf. Yang
mana itu adalah rumah dinar
Angkatan laut.
Aku pernah berkali-
kali ke rumah beliau.
Yaa…
sekedar mampir.
Bahkan hatiku yang
masih anak-
anakpun juga sempet naksir sama beliau. He he he….
Aku Merasa sudah DewasaGuru
kelas 5
ku adalah pak Jatmiko.
Pria yang
agak gemuk ini.
Sangat sabar dalam mengajar.
Atau kami yang
juga merasa agak besar dan merasa dewasa. Karena
mengajarnya biasa-
biasa saja ya……
ngak banyak yang
aku bisa ceritakan.
Perkelahian Sparing
satu lawan satu dengan Adhi.
Di
kelas 5
ini yang
sangat terkenang adalah perkelahian satu lawan satu dengan adhi.
Kalo nggak salah dia di kelas 5-b,
sedangkan aku duduk di kelas 5-a.
uniknya aku di seperti di adu dengan teman-
temanku yang
lainnya.
Kami bertarung di suatu rumah kosong tepat di sebelah kelurahan yang
lokasinya tidak jauh dengan sekolahan kami.
Sebenarnya aku menang telak dengan perkelahian itu aku terkena pukulan telak sekali tepat di leherku. Yang
mengakibatkan aku susah makan dan minum selama 3
hari,
disebabkan radang yang
sakit jika di buat menelan makanan dan minuman.
Tapi dia terkena pukulan yang
tidak sedikit dari aku.
Lucunya lagi ketika aku tending
perutnya dia mundur dan berkata “
Curang dia pake nendang……!!”
dan teman-
teman yang
menonton berjumlah belasan hingga dua puluhan dan semuanya laki-
lakipun yang
secara tidak langsung menjadi wasit,
melarang aku untuk menendang.
Aku ya….
oke aja.
Bertarung dengan pukulan ku yang
mengendai punggungnya secara terus menerus disebabkan dia hanya merunduk saja. Dan
aku sempat mencakar mukanya.
Terkena tept di hidung sebelah kiri dia dekat dengan matanya.
Dia teriak lagi….”
Curang dia pake nyakar segala…” ya…
teman-
teman pun
mengaimini dan melarangku mencakar.
Sampek aku capek memukuli dia.
Aku menyerah aja.
Aku udah kecapekan memukulia dia.
Toh dia nggak memebalas pukulanku sama sekali.
Boleh diartikan aku menyerah karena kasian dia tak pukuli terus menrus tanpa membalas.
Dalam hidupku ini aku hanya bekelahi sebanyak 5
kali (
Perkelahian dengan adiku nggak ku hitung) yang paling
besar ya
dengan adhi ini.
Perkelahian yang
ke dua dengan Imung (
Mulya Abadi Prasetyanto)
anak dari buk Las (Guru
kelas 4 SD
di SDN Kedurus 4)
dan pak RW Pak Prayitno. Yang
ketiga dengan Gempur,
anak tetangga rumah. Yang
ke 4
dengan Pandhu.
Teman SMP,
Da anak Joyo boyo.
Rumahnya tepat di belakang patung kuda joyoboyo.
Ayng ke 5
dengan Hudhan,
teman SMP pada saat kelas 1
SMP. Yang
akhirnya dia di keluarkan dari sekolah karena banyak kasus denga siswa lainnya.
Aku sangat tidak suka sekali berkelahi.
Mendingan ditinggal perdia aja jikalau ada anak yang
brengsek di sekitarku. Kali
sekarang mendingan berikan saja dengan kepada piahk berwajib.
Kecuali jiak ada orang yang
membikin sakit hatiku sehingga aku harus marah.
Bisa aku bunuh dia.
Guru
kelas 6
ku adalah guru
ter istimewah dalam masa SD
ku. Di
kelas ini juga aku merasa sudah menjadi lelaki yang
agak dewasa.
Kalo boleh aku menyebutkan teman-
teman SD
ku. Yang
laki-
laki yang
aku inget.
Bagus Nugroho,
Rahman Sugiri(
Uking),
Harianto (
Bunder), Andreas,
Harianto Napitupulu,
Budi Darmawan,
Eko Astiawan,
Amak Fakhri Amrulloh, Dani,
Faris,
dan Arik. Dan yang
perempuan Ayu Rosari,
Dwi Astutik,
Sri astutik,
Dwi Arie
Anggraini,
Gita sangka,
Ririn fika,
Fitri,
Aminatus Zuhroh (
iin),
Wiwit,
Yeni,
Ovi, Dian
Febrianti,
Kustina,
Eka,
Meri dan Sherly.
Di
kelas 6
ini kenanganku saat ujian praktek juga ada kejadian yang
lucu.
Praktek darama dalam pelajaran bahasa Indonesia yang
pertama.
Satu kelompokku terdiri dari,
Iin,
Gita,
Wiwit,
Wawan,
budhi,
meri,
dwi arie,
dwi astutik,
dan Ayu rosary.
Kalo nggak salah ada 4
kelompok.
Kebetulan kelompukku adalah yang
terakhir mempraktekan hasil latihan.
Semua dalam naskah yang
sama.
Seperti apa yang
ada dalam buku diktat
bahsa Indonesia.
Semua gerakannya sama,
kalo boleh dinilai semua mendapatkan nilai tidak lebih dari 5 point (10
Pointertinggi)
Tapi di sini Iin,
temanku yang paling
jenius ini meminta petunjuk tetangganya yang
ahli dalam melakukan pertunjukan drama.
Kami di beri 1
Petunjuk saja.
Jangan membelakangi penonton.
Itu saja.
Pertunjukan kami sempurna kami pendapatkan point 9+.
Kalo boleh sombong hehe he he….
Yang
kedua ujian praktek sholat.
Dalam pelajaran Agama Islam. Guru
agamaku pak Jatmiko yang
juga ndobel jadi guru
Pramuka,
memiliki dasar pengetahuan dari Nadhiyin.
Sedangkan aku sudah sejak kecil diajarkan cara Muhammadiyah.
Masalahnya pada saat Sholat subuh kami juga di wajibkan menggunakan Qunut.
Doa yang
ber selah diantara I’tidal
dan Sujud.
Cleng…..
aku belum pernah dia ajari Qunut oleh Pak Slamet guru
ngajiku di masjid depan rumahku.
Akhirnya aku mohon petunjuk dengan pak Slamet Riayadi, guru
ngajiku.
Ndalalah… pal
slamet hanya memberiku 9
doa Qunut yang
dia anggap itu adalah sunah rosul yang
ada dalam riyadhus Sholihin. Dan
Orang-
muhammadiyah memang nggak pernah Qunut.
Akhirnya aku udah hapal di rumah dengan apa yang
diajarkan oleh pak slamet.
Masalahnya pak Jat (
Panggilan akrab pak jatmiko Keceng)
Malam Perpisahan SD.Setelah pengumuman kelulusan SD,
kami mengadakan perpisahan di rumah Ririn.
Rumahnya pada waktu itu pas
di belakang masjid besar di Perumahan Gunung Sari
Indah.
Disinilah aku baru pertama merasakan pesta yang
sebenarnya.
Kami sangat senang,
dan bahagia.
Disini kami saling tukar hadiah yang
ada dalam kado.
Isinya terserah. Dari
gorengan sampai dot
anak kecil pun
di kadokan.
Masuk ke tingkat SMP.
Tahun 2004…..Dari
sini aku sudah merasakan dewasa.
Pendaftaran aku laksanakan sendiri untuk mencoba di SMP Negeri.
Harapanku aku dapat masuk di SMP 16, yang
dekat dengan rumahku.
Nggak jauh-
jauh untuk pergi ke sekolah.
Ternyata tinggal NEM (
Nilai Evaluasi terakrir)
kurang koma dibelakangnya sehingga aku terdaftar di SMP 24. Yang
letaknya ada di karangpilang.
Jauhnya ada sekitar 5-6 Kilo meter
dari rumahku.
Setelah di pikir dan dipertimbangkan dengan keluargaku lebih baik aku sekolah di SMP Muhammadiyah 6
Kemlaten.
Jaraknya hanya 2 Km
dari Rumah.
Aku sekolah di SMP saat itu hanya jalan kaki.
Sampek aku kelas 3
SMP aku baru punya sepeda sendiri.
Sepeda Balap kecil berwarna merah.
Ayahku beli bekas milik anak dari bosnya.
Teman-temanku di SMP.Duduk di kelas 1
SMP.
Aku masuk di kelas A.
temanku yang
aku ingat antara lain.
Mukhtasidin Hanif, Muhammad
Nasrul,
Ervansyah,
Frenky,
Safrilda,
Nikmatul Maisaroh,
Sofiana An
Noor,
Hamzah,
Hudan,
Siti Aisyiyah, Vivien,
Nur Aida,
Pandu Cipta Alam Suci, Donny,
Khusnatul Laily,
Roikah,
Dewi,
Almarhum Lukman Efendy,
Mohan,
Yudi,
Zainal Abidin,
dan masih banyak yang
aku lupa.
Di
sini awal aku juga untuk suka pada wanita hingga aku berani menyatakan bahwa aku suka padanya.
Safrilda.
Anak seorang dosen di suatu perguruan tinggi ini,
memang genit dan terlahat sangat cantik menggoda saat itu,
dan diapun menerima cintaku.
Tapi lucunya hubungan ini sangat rahasia.
Kami sepakat akan kami rahasiakan kepada teman-
teman.
Persainganku dengan safrilda adalah Donny. Masalahnya dia adalah teman karibku di kelas. Kami selalu belajar bersama dengan dia. Bahkan aku juga belum pernah memutuska cintanya hingga saat ini. Ha ha ha ha…cinta monyet ini namanya, dan aku pun nggak pernah ngapa-ngapain dengan dia , hanya pernah sekali mendatanginya di rumah, dan hanya ngobrol pura-pura Tanya masalah pelajaran. Bahkan pegang salah satu organ tubuhnya pun aku nggak pernah. Tapi entahlah semenjak aku di khitan pada kelas 4 SDlalu aku mulai menyukai wanita lebih dari biasanya. Apalagi di saat aku SMP beberarapa cewek cantik mulai aku sukai. Tapi tidak ada satupun aku berani menyatakan kalo aku suka sama dia. Kecuali Safrilda, meski juga nggak ngapa-ngapain sidia. Antara lain cewek yang aku suka adalah, Siti aisyah dan Khusnatul laily. Mereka berdua memiliki aura yang sangat istimewa, menarik semua teman-teman priaku yang lain juga. Mungkin kelembutan dan cara bertutur kata mereka yang santun sehingga menarik hati lelaki yang baru gedhe seperti saya. Kalau aisyiyah memang cantik wajahnya. Tapi laly…. Dia berkulit hitam tidak cantik tapi entah kok menarik ya…? Sebenarnya nggak pantes aku tulis dalam paragraph ini ya?!. Tapi biarlah.
Ibuku Datang dari IndiaSetelah Meninggalkanku sejak aku kelas 2 SD hingga aku kelas 2 SMP Ibuku yang aku kangeni waktu dulu, dating ke Surabaya. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, Ibu dating pas siang hari setelah aku pulang dan sedang mengambil nasi untuk makan. Saat itu aku juga ingin merayakan dengan bersorak “Horeeee ibuk Datang…..” bersama kakak-kakak perempuan dan adikku erwin, dalam hati juga gembira ingin menjerit hore… tapi aku tetap diam dan meneruskan makanku. Seolah aku nggak bangga akan kedatangan Ibuku yang telah tega meninggalkanku disaat aku masih menginginkan kasih sayangnya. Dedamku, marahku, benciku kepada Ibuku tetap melekat kepada beliau. Meski sekarang perasaan itu sedikit hilang, dengan maklum, dan kasihan. Bagaimanpun dia adalah Ibuku. Yang melahirkanku, merawatku meski hingga aku berumur 9 Tahun saja. Apalagi aku seorang Muslim yang harus Menghormati Ibunya, dan menyayangi Ibunya 3 kali lebih sayang dari pada ayahnya.
Guru-Guruku di saat SMP.Guru disaat SMP memang suatu hal yang aneh saat aku belajar di SMP pertam kalinya. Di SD aku hanya dia ajar oleh 1 Guru pelajaran umum. Dan ditambah guru pelajaran agama Islam, Pramuka dan Olah Raga. Tapi disini aku di ajari guru yang berbeda-beda di setiap pelajaran yang ada. Guru Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab aku di ajar oleh Pak Andrio Budi Hartono. Di pelajaran bahasa Jawa aku di Ajari oleh almarhum Pak Larto, Bahsa Inggris Bu Fauziah, Matematika Bu. Budi, Fisika, Pak Djarot Iswanto, Bahasa Indonesia Bu Sinten dan Bpk. Esti, Sejarah Pak (1)???, Kesenian Bu (2)dan Bu (2b), Elektro Bapak (3) Waktu itu kepala sekolahnya adalah Pak Agus Subroto.
Masuk SMA…Tahun 2007…Terbesit juga di otakku untuk masuk ke sekolah negeri….yang cukup dibanggakan waktu itu. Sama seperti SMP – disebabkan jarak dan keuangan yang tidak memungkinkan masuk negeri – kami dan sekalilagi dengan keluarga tetap masuk ke SMA Muhammadiyah 4 di Perguruan Kemlaten kembali. Sebenarnya tidak terpaksa aku masuk ke SMA Muhammadiyah ini. Dimana Ayahku dan seluruh keluargaku yang dasarnya sudah kuat di Muhammadiyah, Mereka juga besar Oleh Sekolah Muhammadiyah, Apalagi aku dan seluruh Keluargaku termasuk Ayahku adalah aktivis Muhammadiyah, maka aku juga ingin bermuhammadiyah seperti mereka. Masuk di organisasi kepelajaran IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah- sekarangan IPM) Waktu di SMP, juga menarik aku untuk tetap di SMA Muhammadiyah.
Di sini kami dituntut untuk lebih dewasa dari sebelumnya. Tanggung jawab yang lebih, kemandirian yang kuat, tentu saja di barengi perhitungan financial yang minim dengan tepat. Saat masuk SMA aku mulai dengan meloper Koran dengan teman satu tetangga, Dani.Ngiming-ngomong, Saat tulisan ini di tulis Dani yang sepantaran dengan kakaku yang kembar masih juga belum menikah, mungkin karena dia kocak, cengengesan , jarang serius. Tapi dia baik banget dengan orang lain, keahliannya pun banyak, dari reparasi sepa pancal sampek motor, dari ngecet Motor sampe mbubut, dia bisa.
Saat aku loper Koran sore. Aku hanya mendapatkan Rp. 1000,- perkoran perbulan. Saat itu Koran yang aku loper hanya 37 koran. Jadi pendapatanku dari Koran 37.000,- perbulan. Aku naik sepedapun sepedanya Dani. Jadi pendapaannya di bagi 2 dengan dani.
Asmaraku di SMA pun ada. Tapi tidak menarik untuk diceritakan sebenarnya. Karena tidak kesampaian. Wiwin Laila Unsana. Cewek tercantik yang saat itu ada di SMA Muhammadiyah 4 kemlaten. Aku jatuh cinta dengan dia saat itu juga. Tetapi aku nggak pernah menyatakan perasaanku sama sekali dengan dia. Aku merasa tidak pantas dengan dia. Aku merasa dia terlalu cantik jikalau dia mendapatkan aku yang tidak terlalu keren. Dan aku merasa tidak pantas untuk memiliki cewek karena kau hanyalah anak orang yang tidak mampu. Banyaklah alasan untuk tidak pantas dengan dia. Sebagian saja yang aku katakana. Jika di SMP ada Safrilda. Di SMA ada wiwin laila unsana.
Masalah lain yang aku dapatkan untuk tidak dapat berhubungan dengan wiwin adalah dia sudah di jodohkan dan tunangan dengan anak Madura yang tinggal di Depok. Tapi kasihan wiwin hubungan setelah nikah tidak sampai satu tahun mereka cerai dari ipong. Konon katanya si ipong yang bermasalah dalam pelayanan istri. Ipong sakit Edi Tansil. Ha ha ha ha… kasian banget wiwin. Boleh dikata dia janda yang masih prawan. Tapi sekarang (2008) wiwin sudah menikah lagi. Konon katanya dengan seorang tentara.
Ada hal yang pernah aku lakukan tidak baik dengan baik kepada Wiwin, Eit jangan ngeres dulu…..memang jorok sih tapi kelakuanku membuat Wiwin marah besar. Dan aku menyesal nggak karuan. Karena setelah aku melakukannya aku tidak di sapa dengan Wiwin sampek 1 simester lebih. Tau nggak yang aku lakukan kepadanya?. Perbuatan yang kami lakukan memang lagi ngetren di kalangan kami komunitas jorok. Yang memulainya pertama adalah Nasrul. Manusia pendek terjorok dan ternggapleki se dunia (yang aku kenal). Perbuatan itu adalah Kentut dengan di tempelkan pantatnya ke sebagian organ tubuh korban. Memang permainan ini kondang di kalangan laki-laki. Kecuali Sri Wahyuni sahabat Wiwin yang kelakuannya mirip seperti laki-laki. Dia sudah nikah sekarang. Waktu itu Wiwin memang tidak menghiraukan anak-anak lain bermain sendiri. Masih kelas satu. Wiwin aku kenal sebagai cewek tercantik sekaligus cewek super diem. Inginnya cari perhatian dan memecahkan mulut diemnya dengan kentut di kepalanya. Gawat…! Dia marah dengan sedikit mbrabak alias nangis kecil. Wes….. +- 8 bulan aku tidak direken blas! Nyeseeeeellll aku!!! Puol!
Oh..ya aku belum nyebutin teman-teman ku yang aku inget sedi saat SMA. Antaralain: satu Gang sejak SMP; Mukhtasidin Hanif, Muhammad Nasrul, Ervansyah, Frenky, dan aku sendiri David Febriadi. Mereka selalu bersama sejak SMP. Dan di setiap kelas di SMA. Sampek sekarang kami masih berhubungan baik. Dan yang lainnya. Hadi Samsu, Senadi, Weny, Nikmatul Maysaroh, Pandu titah alam Suci, Mintarko, Vivien, Noer Aida, Sri Astutik, Wiwin Laila unsana, Yidah, Mona Ludah, Uswatun Hasanah, Khusnatul Laily, dan masih banyak lagi yang aku Lupa! Ohya …! Kalo ada yang Inget Kirim e-mailya! Di davidfebriadi@gmail.com atau kita bisa ngobrol di di Facebook cari aja dengan nama David Febriadi, ada kok.
Kalo nggak salah kami penjurusan sejak kelas 2 SMA. Aku masuk IPA bersama dengan teman-teman satu gang. Hebatnya kami kelas kami seperti SMEA, karenya cowoknya yang cumin kami ber5. Diantra 35 anak dalam satu kelas. Tapi yang kelas IPS sebaliknya mirip STM (tekhnik) banyak Cowoknya.
Menariknya lagi di kelas IPA sangat kompak. Dalam hal yang baik tentunya. Kami semua memiliki gang sendiri-sendir, gang ini berfungsi untuk saling membantu dalam pelajaran, dan setiap geng adalah kumpulan manusia yang sudah cocok sesuai dengan karakter masing-masing. Dan sudah terkelompok dalam kedekatan tempat duduk secara alami. Dan jumlahnya tidak banyak paling banyak juga geng kami Pandawa Lima, yang terdiri dari 5 cowok. Ada kumpulan cewek pendiem ada 4 orang, Vivien, Noer aida, Wahyuningsih, dan Khusnatul Laili. Ada kumpulan cewek-cewek endel, aku lupa nama gengnya, antara lain Yidah, Mona Laudah, dan……. Mereka cuman bertiga.
Bersambung....